Bebas, setiap orang selalu mendambakan atau mencari kebebasan dalam hidup mereka. Bahkan tak jarang semua orang menghalalkan segala bent...

KEBEBSAN BUKANLAH TUJUAN, MELAINKAN JALAN UNTUK MENCARI BATASAN


Bebas, setiap orang selalu mendambakan atau mencari kebebasan dalam hidup mereka. Bahkan tak jarang semua orang menghalalkan segala bentuk kebebasan untuk meraih tujuan mereka, bagi sebagian orang kebebasan adalah segalanya sehingga mereka lupa bahwa ada hasil lain selain tujuan yang dapat mereka raih dari kebebasan mereka, contohnya mencari batasan dari kebebasan itu sendiri.
tengoklah kariyawan yang sedang bekerja dikantor itu, tugas auditnya tak pernah berhenti setiap hari, setelah selesai tugas yang ini akan selalu ada tugas audit lain yang menunggu untuk diatasi, begitu terus terulang setiap harinya. Apakah dia butuh kebebasan?, jika ditanya pasti dia menjawab lantang “iya” karena baginya bebas dari semua pekerjaan membosankannya itu adalah bentuk dari kebebasan menurut dia sendiri: dapat liburan misalnya. namun apakah itu tujuannya?, apakah dia bekerja sebagai akuntan hanya untuk mencari kebebasan? Tentu saja tidak, tujuannya bekerja untuk menghidupi keluarganya dirumah, dia bekerja agar kesejahteraan keluarga terjamin dari awal hingga tanggal tua nanti. Lalu kalau dia bebas dalam artian sebebas bebasnya dalam pekerjaannya: nanti keluarga akuntan itu mau makan apa?.
Ada juga sopir agkot, setiap hari panas panasan mengemudikan angkot yang umurnya sudah melebihi si sopirnya, setiap hari harus merasakan macet ataupun polusi udara agar uang setoran tercukupi walau kadang uang yang dia setorkannya tak cukup sehingga harus ditambeli dari sakunya sendiri, lalu dimana untungnya dia mencari penumpang seharian ini, dimana untungnya di ugal ugalan membahayakan diri dan penumpang yang dia cari, toh disore hari dia tetap saja harus menguras kantong sendiri untuk membayar upeti angkot yang dia kemudi. Apakah sopir angkot itu ingin bebas dari upeti yang harus dia setorkan ke juragan angkotnya?, pasti dia juga menjawab “iya”, tapi bagaimana caranya?, dia tidak mungkin bisa membeli angkot sendiri, uangnya tidak cukup, hutangnya sudah menumpuk, jangankan untuk makan untuk kencing di toilet umumpun dia pikir pikir dahulu.
Dan jelas tujuan utamanya bukanlah membeli angkot sendiri, tujuan utamanya hanya inggin mencukupi uang setoran dan mengambil sedikit sisa dari hasil narik angkotnya hari ini, namun bagaimana caranya dia mencukupi? Toh disore hari batas waktu setoran sudah menghantui?, esoknya si sopir angkot ini memikirkan ide yang menurutnya brilian, batas setoran angkotnya adalah sore hari namun jika dia harus menyetornya di sore hari dia pasti akan torok sendiri, namun jika dia menyetornya agak malam atau sedikit melebihi batas yang sudah disepakati, dia pasti dapat mengumpulkan uang sedikit lebih banyak dari jumlah setoran yang harus dipenuhi,persetan dengan batas setoran , persetan dengan si juragan akan memarahi. Lagian batasnya masih dia patuhi, memang tidak sore hari tapi apakah lebih salah lagi  jika dia tidak menyetornya sama sekali dan asalkan uang setoran itu cukup, pasti si juragan akan senyum senyum sendiri. jadi dia sekarang  menemukan batasnya, bukan di sore hari namun sedikit di malam hari dan dia lebih dari cukup memberi batas disitu.
Ada lagi seorang narapidana kasus narkoba, sebelum dipenjara dia adalah pengedar yang ulung, selalu berhasil kabur dari kejaran aparat, selalu berhasil menyelundupkan ganja walaupun itu di bandara, pelabuhan bahkan dari dengusan anjing pelacakpun, dia berhasil mengelabuhi semuanya, dia selalu bebas akan semua ancaman yang menghadangnya, dia selalu bebas akan semua tuduhan yang mengarah padanya, namun pada suatu hari dia mencapai batasnya, dia masuk penjara, bukan karena tertangkap saat mengedarkan narkoba, bukan juga karena tak berhasil menyelundupkan heroin saat melewati mesin x-ray di bandara, Namun dia menyerahkan dirinya sendiri.
Karena menurutnya dia sudah sampai batasnya, baginya sudah cukup dosa yang dia buat, baginya sudah cukup nyawa yang hilang atas kejahatanya, baginya sudah cukup semua keegoisannya demi mendapatkan uang untuk menghidupi keluargannya. Dipikirannya dulu dia bebas melenggang kesana kesini menjajakan barang haram miliknya, namun apakah nanti dia akan terus terusan bebas toh tak selamanya dia akan bebas dan bebaspun juga ada batasnya bukan. Dan dengan dia menyerahkan diri seperti ini dia bisa merasakan lebih tentram menjalani sisa hidupnya, dia lebih tenang karena tidak lagi menafkai keluarganya dengan uang haram dan dia sekarang sudah lebih lega karena tidak ada lagi dosa dan nyawa melanyang karena perbuatannya, menurut dia itulah kebebasan yang sesungguhnya, itulah tujuannya untuk menyerahkan dirinya sendiri, karena dia sadar sudah sampai batasnya dan dia akhirnya menemukan kebebasan yang sesunguhnya, walaupun nanti dentuman senjata tengah malam akan mengakhiri semua tujuannya.

0 komentar: