8 Oktober 2016 Aku masih disini dikamar kos yang berpenghuni dua pemuda yang lebih memilih tinggal di kos ketimbang pulang kampung kekota...

Malas yang berujung tidak jelas

8 Oktober 2016

Aku masih disini dikamar kos yang berpenghuni dua pemuda yang lebih memilih tinggal di kos ketimbang pulang kampung kekota masing masing seperti para penghuni kamar kos yang lain. Hari sabtu ini aku dan kawanku hanya tidur dan malas malasan dikamar sambil menikmati setremos kopi yang sengaja kami buat untuk menamani tenangnya hari ini.
Aku memilih menonton film yang kemarin baru saja aku download sebuah film yang belakangan ini terkenal lewat muncul adegan serunya di videotron kota Jakarta.
.
.
.
.
 enggak enggak bercanda. aku sekarang cuman sekedar menonton film lama yang tidak pernah bosan aku tonton berkali kali berjudul IPZ-201, bukan film itu, bukan IPZ aduh kenapa sih ini, tapi film berjudul  “REAL STEEL” sebuah film yang menceritakan tentang sebuah pertarungan robot yang seadanya bernama ATOM melawan para lawan lawannya yaitu robot yang memiliki kekuatan  yang berkali kali lipat dibanding robot pemeran utama bernama ATOM tadi, kenapa aku tidak bosan melihat film ini berkali kali.Karena di film ini ada sebuah sesuatu hal yang sangat menyentuh bagiku bukan tentang pertarungan robotnya atau tentang sedang hebohnya video yang muncul di videotron Jakarta. Halah~.

Namun tentang cerita Seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya, iya meskipun diawal cerita mereka sangat tidak akur bahkan sangat jauh dari kesan anak dan ayahnya inipun. namun dengan seiring kebersamaan mereka melakukan pertadingan robot dan hampir memenangkan pertandingan robot dengan nyaris mengalahkan ZEUS sang juara bertahan dengan robot yang mereka temukan dirongsokkan bernama ATOM. disinilah mereka menjadi terlihat seperti ayah dan anak kecilnya.

Seorang ayah, meskipun terlihat dingin dan tak berperasaan, tapi di dalam hatinya ia sangat 
menyayangi anaknya. Ini ditunjukan di adegan akhir, saat Charli kenton (ayah) ingin mengungkapkan rasa cintanya yang besar terhadap anaknya dengan terbata-bata. Dan jawaban Max kenton (anak)  , memang tepat, “your secret save with me”. Bahwa perasaan cinta antara ayah dan anak laki-lakinya memang tak harus diungkapkan dengan kata-kata, tapi dengan tindakan.

Aku menutup laptopku mencoba merenungi cerita dari kisah film ini, dan akhirnya aku beranjak dari malasku, aku meraih handphoneku mencari nama Ayah di barisan kontak sesuatu yang sangat jarang aku melakukannya, setelah ketemu nomornya aku menyetuh tombol call, dan menunggu suara ayahku diujung sana untuk membalasnya.

karena memang untuk menunjukan rasa sayang kita adalah dengan diungkapan lalu kita lengkapi dengan tindakan bukan dengan kode kode tidak jelas yang malah membuat bingung kita; yang dikodeinya. Halah~


iki nulis opo jal kok ogak jelas, maaf maaf hari ini aku memang agak gila.



oh iya ini foto bokap gua, gimana kurang tampan apa coba.

0 komentar: